Senin, 22 Agustus 2011

Syekh H. Abdush Shamad Bakumpai

Syekh H.Abdusshamad Bakumpai bin Mufti Haji Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dilahirkan pada tanggal 24 Dzulqa'idah 1237H bertepatan dengan tanggal 12 Agustus 1822 M di Kampung Penghulu Tengah Marabahan dari seorang ibu Sholehah yang bernama Samayah binti Sumandi,seperti cucu cucu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari masa kecil berlimpahan ilmu dari keluarganya hingga ketika dewasa ia cuma belajar dengan orang tuanya sendiri yang sangat alim,tapi setelah dirasa cukup barulah ia dikirim kepada pamannya di dikampung Dalam Pagar Martapura,setelah beberapa tahu di Martapura iapun kembali ke Marabahan untuk mengemban misi dan menyebarkan ajaran Islam keberbagai pelosok daerah sekitarnya,beliau kawin dengan seorang perempuan yang bernama Siti Adawiyah binti Buris dan melahirkan 4 orang anak masing masing bernama :
- Zainal Abidin
- Abdurrazak
- Abu Thalhah
- Siti Aisyah
Meskipun sudah mempunyai anak 4 orang namun hasrat beliau belajar ilmu ilmu agama makin membara yang mana kemudian membawa beliau ke sumbernya ilmu yakni ke Tanah Suci Mekkah,beliau berangkat dengan anaknya yang bernama Abdurrazak,sedangkan anaknya yang bernama Abu Thalhah dibawa ke Martapura oleh sepupu beliau H.Muhammad Thasin bin Mufti H.Jamaluddin untuk dididik ilmu agama,setibanya di Mekkah beliau berumpa dngan keponakan beliau yang bernama H.Jamaluddin bin H.Ahmad Kusyasyi yang telah menimba ilmu sekitar 20 tahunan di Tanah Suci,adapun diantara guru guru beliau waktu disana adalah:

  1. Syekh Sulaiman al-Zuhdi an-Naqsyabandi (guru dalam ilmu hakikat dan dari guru beliau inilah mendapatkan ijazah Tareqat Naqsyabandiyah Qadiriyah)
  2. Syekh Sulaiman Muhammad Sumbawa (salah seorang murid Maulana Syekh Muhammad saleh Rais asy-Syafi'i Mufti Mekkah mendapatkan ijazah Thareqat Syadziliyah)
  3. Syekh Khatib Sambas
Setelah 8 tahun beliau beliau mengaji di Mekkah maka keluarlah ijin dari guru gurunya  agar mengajarkan ilmu ilmu ke masyarakat dikampung halamannya,kemudian beliau menyampaikan hal ini kepada keponakannya yakni H. Jamaluddin, betapa terkejutnya keponakan beliau ketika mendengar hal ini,karena menurut hematnya pamannya ini belum lama menuntut ilmu hingga belum banyak ilmu yang pamannya dapatkan di Mekkah,ia kemudian berkata " Wahai paman..mengapakah paman ingin sekali segera pulang,sedangkan paman baru 8 tahun berada disini,sedangkan ananda yang sudah hampir 30 tahun belum terbersit untuk pulang kampung,karena ananda merasa masih sedikit mempunyai ilmu " kata sang keponakan.menurut riwayat setelah terjadi pembicaraan itu keduanya bersama sama melaksanakan sholat berjamaah,selaku imam adalah Syekh Abdush Shamad,pada saat Syekh Abdush Shamad mengangkt takbir maka hilanglah jasadnya,namun ketika menjelang salam tampaklah kembali jasad Syekh Abdush Shamad dihadapan keponakannya,sangatlah kaget dan heran H.Jamaluddin melihat peristiwa ini akhirnya mengertilah ia akan keadaan pamannya yang sudah mencapai maqam para Aulia,maka setelah sholat selesai mereka berdua ber mudzakarah atau berbincang bincang tentang ilmu agama,saat itulah beliau mengatakan bahwa guru guru Syekh Abdush Shamad memberikan ilmu ilmu kepadanya tidak seperti layaknya orang orang kebanyakan,namun dengan cara menumpahkan seluruh ilmunya kedadanya (baluruk istilah bahasa banjar)sehingga dengan demikian ia dapat dengan cepat menghimpun ilmu ilmu Syariat Thariqat Hakikat dan Ma'rifat dalam waktu yang relatif singkat.
sepulang dari Tanah Suci beliau langsung pulang kekampung halamannya di Marabahan,kemudian ia mengajarkan serta berdakwah di Marabahan dan sekitarnya hingga ramailah para penuntut ilmu yang datang kepadanya dan tak terhitung masyarakat suku Dayak disepanjang sungai Barito yang akhirnya memeluk Islam dihadapan beliau,tak lupa beliau membangun sebuah langgar dan pemondokan untuk para muridnya tak jauh dari rumahnya,selain itu bliau juga mmbangun tempat khalwat dibelakang rumahnya (sekarang menjadi tempat kubah maqamnya),setiap bulan Ramadhan banyak berdatangan para ulama dari Martapura, Banjarmasin, Rantau dan Hulu Sungai serta dari berbagai daerah untuk mempelajari ilmu Thareqat serta ikut berkhalwat, pada akhirnya karena keluasan ilmu beliau maka diangkatlah beliau menjadi Qadhi Bakumpai hingga masyur nama beliau dipanggil Qadhi H.Abdush Shamad Bakumpai.
diantara murid murid beliau yang terkenal diwilayah itu adalah
- H.Syibawaihi (H.Bawai)
- H.Asqalani (salah satu keturunan beliau)

diantara isteri isteri bliau yang lain adalah
- Hj.Ayu binti Khalifah Hasanuddin (tidak dikarunia anak)
- dengan Arfiyah binti sailillah (juga tidak mempunyai keturunan)
- dengan Markamah mendapatkan anak:
  1. Siti Hafsah
  2. Siti Maimunah
  3. Qadhi H.Jafri
Setelah beberapa lama mengajar,berkiprah meneruskan jejak langkah orang tua dan kakeknya akhirnya pada malam Rabu 13 Syafar 1317 H / 22 Juni 1899 rohnya yang suci dipanggil yang Maha Kuasa dalam usia 80 tahun.Qadhi al-Mursyid fit Thariqah Haji Abdush Shamad Bakumpai al-Banjari yang banyak jasanya menyebarkan islam kepada suku Dayak dipesisir daerah aliran Sungai Barito di makamkan di Kampung Tengah Marabahan.
kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir mohon maaf ampun sebesar besarnya kepada saudaraku semua, wabillahi taufik wal hidayah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : Ulama Berpengaruh kalimantan Selatan
Tulisan diambil dari Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Syekh Abdurrahman Shiddiq Al-Banjari Sapat Indra Giri

Syekh Abdurrahman Shiddq Al-Banjari Sapat Indra Giri dilahirkan ditahun 1857 M,di desa Dalam Pagar martapura kalimantan Selatan,beliau lahir di akhir masa pemerintahan Sultan Adam Al-Watsiq billah bin sultan Sulaiman Al-Mu'tamidillah,ayah beliau adalah Syekh Muhammad Afif (Datu Landak)bin Anang Mahmud bin H.Jamaluddin bin Kyai Dipasunda bin Pardi (Pangeran Diponogoro),sedang ibunya adalah Syafura binti Mufti H.Muhammad Arsyad Lamak Pagatan bin Mufti H.Muhammad As'ad putra Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,ketika beliau berusia 3 bulan ibunya meninggal dunia dan kemudian diasuh oleh saudari ibunya yang bernama Sa'idah,didalam asuhan bibinya dan juga nenek kakeknya (Syekh Muhammad Arsyad Lamak),kakeknya ini meinggal ketika usianya baru sekitar satu tahun dan mulai saat itu hingga dewasa beliau diasuh oleh neneknya yang bernama Ummu Salamah,neneknya ini adalah seorang perempuan sholeh yang berilmu pengetahuan dan suka beribadah, maka dalam pemeliharaannya itu Abdurrahman kecil di didik serta diajari membaca Al-Qur'an,kemudian setelah dewasa barulah beliau disuruh belajar ilmu agama ke Dalam Pagar Martapura,guru guru beliau di Dalam Pagar antara lain 
- KH. Muhammad Said Wali
- KH. Muhammad Khatib
- KH. Abdurrahman Muda
setelah sekian lama belajar dikampung halaman maka beliau berkeinginan menuntut ilmu ketanah suci,menurut riwayat sebelum beliau pergi ke Tanah Suci Mekkah beliau berdagang emas perak dan permata hingga keluar daerah hingga ke Pulau Bangka,Sumatera Selatan,padang Sumatera Barat,setelah dirasa cukup oleh beliau untuk melaksanakan cita cita beliau menuntut ilmu ke Tanah Suci dengan ijin dari orang tua dan keluarganya akhirnya pada tahun 1887 M beliau berangkat ke Tanah Suci Mekkah, diantara guru guru beliau di Mekkah adalah 
- Sayyid Bakri Syatha
- Sayyid Ahmad Zaini Dahlan
- Syekh Muhammad Sa'id Ba Bashil
- Syekh Nawawi Al-Bantani
beliau bermukim di Mekkah sekitar 7 tahun,5 tahun belajar ilmu agama 2 tahunnya beliau mengajar (tawliah)di Masjidil Haram,dan pada waktu disana lah salah satu gurunya menambahkan nama dibelakang dengan Ash-Shiddiq,dalam salah satu riwayat beliau pulang ke kampung pada tahun 1894 M setelah mendapatkan ijin dari guru guru beliau,beliau pulang ke Indonesia dengan salah satu sahabatnya di Mekkah yaitu Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi,setelah sampai di Batavia mereka berpisah menuju daerah masing masing,kedatangan Syekh Abdurrahman Shiddiq disambut dengan sangat meriah oleh masyarakat dan sanak kerabat beliau,walaupun ada sedikit kesedihan karena orang yang selama ini mengasuh beliau yaitu neneknya telah berpulang ke Rahmatullah waktu beliau masih menuntut ilmu di Mekkah,dan setelah setahun beliau berada di Martapura Kalimantan Selatan beliau pindah ke Sumatera bersama keluarganya.
Indra Giri adalah sebuah kerajaan yang terletak di kepulauan Riau (sumatera) dulu ke Sultanan nya dibawah Sultan Kerajaan Johor Malaysia,disini lah beliau memilih tinggal di sebuah kampung yang bernama Sapat,dikampung ini beliau membuka lahan pertanian dan perkebunan serta membuat irigasi untuk pengairan sawah sawah,dengan demikian banyaklah orang orang berpindah kekampung ini dan akhirnya ramailah kampung tersebut dan ramailah penduduknya,namun hal ini tidaklah melupakan beliau untuk mengajarkan ilmu ilmunya kepada masyarakat setempat hingga masyhur lah nama beliau kesegenap pelusuk negri,hingga pada suatu hari datanglah utusan dari Istana Kerajaan Negri Indra Giri menemuinya untuk menyampaikan undangan dari Sultan Mahmud Syah supaya beliau berkunjung ke Istana Kerajaan,pada saat pertemuan mereka Sultan meminta beliau supaya mau menjadi Mufti Kerajaan Indera Giri karena keluasan ilmu beliau,pada mulanya beliau menolak,memang sebelum nya iya juga pernah ditawarkan jabatan Mufti oleh gurunya yaitu oleh Habib Utsman bin Yahya Betawi Jakarta yang pada saat itu menjabat sebagai Mufti,tapi tawaran itu beliau tolak dengan halus,adapun di Indera Giri Sultan Mahmud Syah berulang kali mengharap beliau agar menerima tawaran itu,semula ia menolak tapi setelah Sultan memohon dengan berdasarkan kepentingan umat akhirnya beliau menyetujuinya.disamping mengajar dan berdakwah beliau sempat pula mengarang berbagai macam kitab seperti kitab Tauhid,Fiqih,Tasawuf serta kitab kitab lainnya yang berkaitan dengan agama,diantara karangan beliau adalah:
1.Aqa'idul Iman
2.Fathul Alim
3.Amal Ma'rifat
4.Maw'izha lin Nafsi
5.Majmu'ul Ayat wal Hadits
6.Takmilah Qawlul Mukhtashar
7.Asrarus Shalah
8.Kumpulan Khutbah Jum'ad dan Dua Hari Raya
9.Bay'ul Hayawan lil Kafirin
10.Kitabul Fara'idh
11.syair Ibarat Khabar Kiamat
12.Syajarah al-Arsyadiyyah
13.Pelajaran Agama Islam Untuk Anak-Anak
menurut salah seorang keturunannya,selama Syekh Abdurrahman Shiddiq menjabat sebagai Mufti beliau tidak pernah menggunakan gaji jabatannya untuk dirinya,gaji tersebut beliau bagi bagikan kepada orang orang yang memerlukannya,adapun untuk biaya hidup sekeluarga beliau dapat dari hasil kebun dan pertanian beliau sendiri,bahkan dari hasil itu banyak murid murid yang beliau tanggung biaya hidupnya,setelah sekian lama beliau bermukim di Sapat Indera giri,maka terakhir kali ia datang ke Martapura Kalimantan Selatan untuk ziarah ke makam datuknya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,tak berapa lama setelah kembali ke Sapat Indera Giri beliau pun jatuh sakit,maka pada hari senin tanggal 4 Sya'ban 1356 H ,bertepatan dengan tanggal 10 Maret 1939 M roh nya yang mulia kembali ke Rahmatullah dalam usia 82 tahun,jasadnya dimakamkan di kampung Hidayat Sapat Indera Giri.
Kepergian beliau ke Hadirat Sang Khaliq membawa amal bakti yang tak ternilai harganya,karena dimasa hidupnya yang hanya menuntut ilmu dan beribadah serta mengajak orang orang ke jalan Allah SWT. Subhanallah ...mudah mudahan kita semua dikumpulkan dengan orang orang sholeh di akhirat nanti...amiin Ya Robbal Alamin...cukup sekian yang saya sampai kan,kalau ada kekurangan atau atau kesalahan dalam penulisan riwayat ini alfaqir mohon maaf ampun sebesar besarnya wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : - Riwayat Singkat syekh H.Abdurrahman Shiddiq mufti Indera Giri (Anis Syihab AM)
               - Ulama Berpengaruh Kalimantan Selatan

Tulisan diambil di Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Mufti Haji Jamaluddin Al-Banjari

Salah satu keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang mencapai maqam kewalian adalah Mufti Jamaluddin Al-Banjari,beliau dilahirkan dari seorang ibu keturunan cina yang bernama Go Hwat Nio atau sering dipanggil Tuan Guwat putri dari Kapten kodok dan beliau memeluk islam dihadapan Syekh Muhammad Arsyad sendiri,dari istri nya tersebut beliau mempunyai anak 6 orang,masa kecilnya penuh berlimpahan ilmu dari orang tuanya sendiri,dan mendapatkan pendidikan agama islam secara mendalam dari Datu Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,hingga beliau sangat alim dan diangkat oleh kerajaan Banjar yang menjadi seorang Mufti,yang mana untuk mencapai hal tersebut seseorang harus diakui keluasan ilmunya.
Beliau 6 bersaudara kandung dari ibunya yaitu :
1. Asiah
2. Khalifah H.Hasanuddin
3. Khalifah H.Zainuddin
4. Raihanah
5. Hafsah
6. Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari
Mufti H.Jamaluddin mulanya kawin dengan seorang perempuan sholehah bernama Bulan di Pakauman dan dikarunia 7 orang anak,kemudian menikah lagi di Bakumpai Marabahan dan mendapatkan putra yaitu Syekh Abdus Shamad Bakumpai Al-Banjari yang nantinya menjadi seorang Qadhi dan terkenal akan kewaliannya, kemudian menikah lagi di Nagara mendapatkan 5 orang anak, lalu menikah lagi dengan Aisyah di Wasah dan Nurifah di Amuntai namun dari keduanya tidak mempunyai keturunan.
Selain sebagai Mufti dikerajaan Banjar,beliau juga giat mengajar baik dari kalangan awam maupun kalangan istana, diantara murid beliau adalah sultan Adam Al-watsiq Billah dan Pangeran Nata, Mufti H.Jamaluddin paling besar pengaruhnya pada masa pemerintahan Sultan Adam (1825-1857 M), beberapa peneliti sejarah berpendapat bahwa Undang Undang Sultan Adam (1251 H/1835 M)adalah banyak dipengaruhi pendapat dan pandangan dari Mufti H.Jamaluddin, sebagai bukti pada pasal 31 terdapat namanya, seperti tertulis berikut "Sekalian kepala kepala jangan ada yang menyalahi pitua Haji Jamaluddin ini,namun orang lain yang menyalahi apabila ikam tiada kawa manangat lakas lakas ikam bapadah kayah aku."pasal ini tertulis sangat panjang. menurut catatan Abdurrahman SH, Mantan Hakim Agung Indonesia ia menyimpulkan pasal 31 tersebut bahwa "tentang tata pemerintahan hanyalah bagian pertama saja, sedangkan bagian akhir adalah mengenai nazar,tetapi yang penting disini adalah suatu hal yang luar biasa bagi seorang ulama kalau fatwanya dimasukkan kedalam salah satu pasal dari pada undang undang kerajaan ,sehingga mempunyai otoritas tersendiri sebagai hukum negara suatu hal yang jarang terjadi dimana mana".
selain hal diatas beliau adalah juru damai perselisihan dikeluarga kerajaan Banjar dan pemegang "Surat Wasiat Sultan Adam", pada desember 1855 Sultan Adam menulis surat wasiat yang kandungannya mengatakan bahwa pengganti beliau yang menjadi Sultan di kerajaan banjar adalah pangeran Hidayatullah, kepada putranya yaitu Pangeran Prabu Anom dan cucunya pangeran Tamjidillah diancam hukuman mati apabila menghalangi surat wasiat itu,dan yang memegang surat wasiat itu adalah Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari.
Karya Mufti H.Jamaluddin yang paling terkenal diseluruh dunia melayu ialah "Perukunan Jamaluddin",pada semua cetakan Perukunan Jamaluddin dapat dipastikan bahwa kitab tersebut memang karya beliau,pada data awal perukunan yang dinisbahkan sebagai karya Mufti H.Jamaluddin Al-Banjari  yang dicetak oleh Mathba'ah al-Miriyah al-Kainah Mekkah 1315 H/1897 M pada kulit depan tertulis "Ini kitab yang bernama Perukunan karangan Asy-Syekh Al-'Alim Mufti H.Jamaluddin ibnu Almarhum Al-Alim Al-Fadhil asy-Syekh Muhammad Arsyad Mufti Banjari" Karya Mufti H.Jamaluddin al-Banjari lainnya adalah kitab Bulugh Al-Maram fi Takhalluf Al-Muafiq fi Al-Qiyam (1247 H/1831 M).
Al-'Alim Al-Allama Mufti Haji Jamaluddin putra Syekh muhammad Arsyad Al-Banjari wafat di Martapura dan dimakam kan di desa Kalampayan didalam kubah sang ayah pada baris keenam.Wallahu A'lam mudah mudahan amal ibadah beliau diterima disisi Allah dan kita semua bisa mengikuti akhlak beliau dan bisa berkumpul dengan orang orang sholeh di akhirat nanti ..amiiin Ya Robbal Alamin..salah khilaf alfaqir mohon maaf sebesar besarnya wabillahi taufik wal hidayah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber : -Ulama berpengaruh Kalimantan selatan
              -Mufti Jamaluddin al-Banjari ahli Undang Undang Kerajaan Banjar
              -Wan Mohd.Abdullah Shagir

Tulisan diambil di Halaman Facebook : Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Selasa, 09 Agustus 2011

Riwayat Datu Magat Harung

Al kisah pada zaman dahulu kala didesa Harung tinggallah seorang Datu yang bernama Magat bersama keluarganya,beliau tinggal bersama istri dan adiknya,istri beliau sangat cantik rupawan bernama Diang Sasar sedangkan adik beliau bernama Diang wangi dan bergelar Diang Dadukun,Datu Magat ini terkenal karena kesaktiannya,kehidupan beliau sehari hari adalah bertani dan beliau sangat ahli dalam pertanian ini dan mempunyai perladangan yang sangat luas.

Pada suatu ketika datu magat mengalami suatu peristiwa yang sangat memalukan bagi keluarganya,betapa tidak adiknya si Diang Wangi hamil tanpa bersuami,Datu sangat gelisah dan marah atas kejadian ini,maka berkatalah ia dengan adiknya si Diang Wangi.
''Kejadian ini sangat memalukan keluarga kita,karena kehamilanmu tanpa suami,katakan !..siapa laki laki yang telah menghamilimu Diang ?..
"aku tidak dapat mengatakan siapa laki laki itu kakak,karena ia datang pada malam hari lalu meniduriku tanpa aku dapat melawan dan setelah selesai ia langsung pergi pada malam itu juga" sahut Diang Wangi.
"aduh...ini sangat memalukan !' kata Datu Magat,ia termenung sambil terus berpikir,akhirnya datu mendapat akal tak lama setelah itu Datu pergi mencari rumpun bamban sebanyak banyaknya, setelah terkumpul rumpun bamban itu beliau bikin menjadi tali yang sangat panjang dan siap digunakan untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya. Pada malam berikutnya datanglah laki laki yang sudah menghamili adiknya tersebut dan bermaksud untuk meniduri diang wangi kembali,orang tersebut tidak memakai pakaian kecuali cawat yang terbuat dari kulit kayu,setelah selesai orang tersebut  bergegas meninggalkan kamar Diang wangi tanpa menyadari bahwa dalam kegelapan Diang Wangi telah mengikatkan tali tersebut ke cawat laki laki yang terbuat dari kulit kayu tersebut. Besok harinya Datu magat memeriksa tali yang digunakannya untuk menjebak orang yang sudah menghamili adiknya itu dan terlihat bahwa gulungan tali tersebut sudah hampir habis, segera Datu magat mengikuti tali tersebut, setelah keluar rumah tali tersebut menuju pohon yang sangat besar dan berlubang terus masuk kedalam lubang sampai kedalam balambika atau busut jantan cara berjalannya pun berbelok belok sampai akhirnya datu bertemu dengan laki laki tersebut yang sedang tertidur dibawah pohon belimbing.
"kalau kubunuh ia waktu tidur, aku pengecut,bukan laki laki,lebih baik kubangunkan dia, lebih baik sama sama siaga sama sama membuka dada" ujar Datu magat dalam hati,lalu Datu membangunkan orang itu tapi tidak juga mau bangun,akhirnya Datu Magat mendapatkan akal,diikatkannya bulu kaki Datu dan bulu kaki orang itu, setelah dirasa cukup kuat Datu lalu menyentakkan kakinya kuat kuat, karena sentakan itu laki laki itu akhirnya terbangun, begitu dilihat ada Datu Magat dihadapannya ia langsung bersimpuh dan memanggil "oh..kakak."ujarnya,"kamu jangan mudah memanggilku kakak, kamu sudah mencoreng arang dimukaku, membuatku malu,mengapa engkau melakukan perbuatan keji itu sehingga adikku hamil padahal ia belum menjadi istrimu ?"kata Datu Magat dengan marahnya.
"aku wahai kakak ku banyak banyak minta ampun, aku menyesal,seandainya sekarang kakak mau membunuhku aku tidak akan melawan "jawab laki laki itu.
melihat hal yang demikian Datu Magat akhirnya tak sampai hati membunuh laki laki itu karena ia sudah terus terang mengakui kesalahannya dan bersedia untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya,"ulun (saya bahasa banjar) berjanji akan membantu dan membalas budi kakak apabila dikemudian hari kakak memerlukan pertolongan ulun, maka panggillah nama ulun" katanya.setelah kejadian itu maka dikawinkanlah Diang Wangi dan laki laki itu, selanjutnya suasana tenang dan damai meliputi keluarga Datu Magat.
Putus cerita Datu Magat tersebutlah cerita sebuah kerajaan yang terletak dikampung Paramain sekarang,nama rajanya adalah Lambu Garang dan istrinya bernama Singkap Siang,Raja Lambu Garang ini sangat terkenal karena ka zhalimannya dan sangat kejam, segala hasil pertanian harus dibagi dua walaupun tanah garapannya milik petani itu sendiri. Pada suatu hari Raja Lambu Garang berburu bersama para pengawalnya, sampai dihutan ia berputar utar mencari binatang buruan, namun saking asiknya tanpa ia sadari ia tersesat sampai kekebun Datu Magat, didalam kebun Datu Magat ini tumbuh bermacam macam pohon buah buahan, ada pohon durian, cempedak, rambutan,langsat (duku) dan buah buahan lain (disebut kebun buah Harung), dan dikebun inilah dia bertemu dengan istri Datu Magat yang berparas cantik tiada bandingnya, alhasil akhirnya Raja Lambu garang langsung jatuh hati, meski ia sudah mempunyai lebih dari 40 orang istri dan banyak lagi gundik, namun Lambu Garang tidak berani mengambil secara terang terangan, akhirnya dicarinya akal, singkat kisah diangkatlah Datu Magat sebagai Patih Kerajaan, setelah sekian lama Datu Magat diangkat menjadi patih, maka makin dekatlah hubungan keduanya dan raja sudah berkenalan dengan keluarga Datu, karena kedekatan mereka maka raja beranggapan sudah saatnya untuk mengambil isteri Datu magat yang bernama Diang Sasar, oleh karena itu raja memerintahkan diadakan keramaian.seluruh rakyat diundang,segala macam permainan diadakan ,pestanya berlangsung meriah sekali, ditengah keramaian itulah raja mengatur siasat untuk menjauhkan Datu Magat dari isterinya si Diang Sasa, raja kemudian mengatakan dengan Datu bahwa ia sangat menginginkan meminum madu dan mengajak datu untuk mencari madu lebah dihutan. Setibanya dihutan akhirnya mereka menemukan sarang lebah diatas pohon kusi yang sangat besar, orang tidak akan dapat menaiki kecuali dengan lantak (sejenis tangga) karena besar dan tingginya pohon tersebut. Dengan cekatan Datu Magat menaiki pohon kusi  dengan menggunakan lantak untuk mengumpulkan sarang lebah tersebut ,namun ketika Datu Magat berada diatas pohon itu saat itu lah raja menjalankan muslihatnya dengan memotong lantak tersebut padahal hanya dengan lantak itulah Datu Magat bisa naik dan menuruni pohon itu, dengan memotong lantak itu raja berharap Datu Magat tidak akan dapat turun dan mati kelaparan diatas pohon itu,sekian lama Datu Magat termenung diatas pohon kusi,tiba tiba Datu teringat pesan adik iparnya kalau dalam kesulitan untuk memanggil dirinya, dalam sekali panggil datanglah iparnya itu dan membantu Datu Magat menuruni pohon besar dan tinggi tersebut."ini penghianatan raja kepada kakanda dan raja menghendaki kematian kakanda "ujar iparnya tersebut, kemudian mereka berdua berjalan memasuki sebuah hutan yang bernama hutan Balabar, didalam hutan ini iparnya meminta Datu Magat untuk mengambil buah limpasu sebanyak 3 biji dan menyuruhnya menyimpan didalam kantong celananya, iparnya berpesan apabila sudah tiba ditempat keramaian agar melempar buah limpasu itu dan apabila terdengar bunyi ledakan agar segera menjauhi tempat itu karena tempat itu telah dihancurkan, ketika tiba ditempat keramaian itu datu Magat segera melemparkan buah limpasu tersebut, lemparan pertama dan kedua tidak menimbulkan ledakan, baru pada lemparan ketiga terdengarlah ledakan yang sanagat dan mengoncang bumi, Datu Magat segera pergi dari tempat itu karena kerajaan beserta seluruh penghuni termasuk isteri Datu Magat si Diang Sasar telah tewas, setelah kejadian itu Datu Magat berpisah dengan adik iparnya
.
Sejak saat itu Datu Magat tinggal bersama adiknya yang tengah mengandung, satu ketika Datu Magat megutarakan keinginannya untuk menikah lagi, setelah disetujui oleh adiknya akhirnya Datu Magat menikah dengan Puteri Raja Kait yang kecatikannya melebihi Diang Sasar, sebelum pergi adik iparnya berpesan apabila istrinya nanti melahirkan supaya diberi nama Arya Tadung Wani, setelah tiba saatnya melahirkan ternyata adik Datu Magat melahirkan seorang anak laki laki dan dilehernya terdapat sisik seperti sisik ular, maka sesuai pesan adik iparnya anak itu diberi nama Arya Tadung Wani (dari Arya Tadung Wani inilah cikal bakal orang Kandangan Hulu Sungai Selatan).
Diakhir hidupnya Datu Magat berpesan kalau beliau meninggal agar dikebumikan di dalam kebun beliau yaitu didalam kebun beliau di kampung Harung, dan sampai sekarang masih terdapat makam Datu Magat dikampung Harung Kabupaten Tabalong Tanjung dan beliau kerap juga disebut orang Datu Harung,wallahu a'lam.
cukup sekian kisah dari alfaqir salah khilaf kalau ada kekurangan mohon di maafkan akhirul qalam assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Sumber : Datu Datu Terkenal

Riwarat Habib Ibrahim Al-Habsy Nagara

Dari sekian banyak keturunan Rasulullah yang mulia yang berdakwah mengajak manusia kepada kebenaran dialam ini salah satunya adalah Habib Ibrahim Al-Habsy Negara Kandangan Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan, dari catatan catatan yang ada penulis belum menemukan kapan beliau lahir, yang pasti beliau lahir dikota para wali, kota yang penuh berkah ALLAH SWT, kotanya ilmu dan banyak lagi keutamaan keutamaan daerah ini,beliau lahir dikota seiwun Hadral Maut dan ber marga Al-Habsy salah satu marga marga keturunan Rasulullah yang tersebar dialam ini, terlahir dari keluarga yang mulia dengan keberlimpahan ilmu dari ayah bernama Habib Umar Al-Habsy membuat beliau sangat mencintai ilmu, selain dengan belajar kepada ayah beliau sendiri, salah satu guru beliau adalah Yang Mulia Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy pengarang kitab Maulid Simthud Durar (semoga rahmat ALLAH selalu tercurah buat beliau dan seluruh keturunan beliau yang mulia) 
 
Selain dengan Al-Habib Ali bin Muhammad al-Habsy beliau jua menimba ilmu dengan :
1. Al-Habib Ahmad bin Muhsin Al-Ahdhar
2. Al-Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Manshur
3. Al-Habib Hasan bin Ahmad Al-'Aydrus
4. Al-Habib Ali bin Salim bin Syekh Abu Bakar bin Salim
 
Al-Habib Ibrahim sendiri hapal Al-Qur'an dan lebih dari 12000 matan hadist, kedatangan beliau ke Indonesia sendiri adalah melaksanakan tugas yang diberikan gurunya yaitu Al-Habib Ali bin Muhammad Al-Habsy shohibul maulid yang mempunyai banyak murid yang tersebar disluruh dunia, dan beliau datang ke Indonesia bersama 3 orang murid Habib Ali lainnya,selin itu beliau pergi ke Indonesia bersama anak tercinta yang bernama habib Muhammad Al-Habsy dan meninggalkan seorang saudara di Hadralmaut bernama Habib Musa bin Umar Al-Habsy, ketika pertama kali menginjakkan kaki pertama kali adalah di Ampel Surabaya kemudian beliau menetap di Banjarmasin dan Martapura dan terakhir menetap di Negara hingga akhir hayat beliau, tempat beliau mengajarkan ilmu adalah mesjid untuk itu beliau menyumbangan sebagian hartanya untuk pembangunan mesjid tersebut,pelajaran yang beliau sampaikan adalah pelajaran Tasawuf,Al-Adzkar karya Imam Nawawi ,Syarah Ibnu Qasim dan Mukhtashar Al-hadhramiyyah.
 
Ada kejadian yang sangat mengherankan ketika tengah melaksanakan pembangunan mesjid, pada awalnya mesjid jami' yang kini berada didesa Sungai Mandala dibangun didesa Tambak Bitin,satu desa yang terletak diseberang Sungai Mandala, pada suatu ketika terjadi angin ribut yang terjadi selama 3 hari 3 malam,angin ribut tersebut menerbangkan puncak mesjid Jami' yang terletak didesa Tambak Bitin ke desa Sungai Mandala, kemudian puncak mesjid tersebut dikembalikan ke desa Tambak Bitin, namun ketika dikembalikan ketempatnya semula terjadi lagi angin ribut yang menerbangkan puncak mesjid itu dan hal tersebut berlangsung selama 3 kali, dengan adanya kejadian tersebut akhirnya Habib Ibrahim Al-habsy bersama masyarakat setempat sepakat untuk memindahkan pembanguan mesjid didesa Sungai Mandala.
 
Untuk pembangunan Mesjid tersebut diperlukan kayu besar dan tinggi, masyarakat bersama sama mencari kayu tersebut namun sekian lama kayu yang diperlukan belum juga ditemukan akhirnya mereka melaporkan hal tersebut kepada Habib Ibrahim Al-Habsy, setelah mendapatkan laporan masyarakat tersebut akhirnya beliau melaksanakan sholat sunat dua raka'at,setelah beliau selesai sholat beliau memberitahukan masyarakat bahwa besok hari pada jam 11 akan tiba empat kayu besar dan tinggi, memang benar apa yang dikatakan beliau pada keesokan harinya tepat jam 11 siang terlihat empat batang kayu yang besar dan tinggi hanyut mengapung disungai mandala, untuk menaikkan kayu yang besar dan panjang tersebut tidak ada seorang pun yang sanggup,maka dengan diikatkan tali oleh Habib Ibrahim dan dengan bertawakkal kepada ALLAH  kayu tersebut naik kedarat dengan tangan beliau sendiri.
 
Kejadian lain yang sangat mengherankan adalah ketika akan mendirikan tiang guru mesjid yang besar dan panjang tersebut, beliau meminta agar disediakan kayu gaharu atau cendana untuk ditaburkan diperapian namun ketika itu tak seorangpun mempunyainya, kemudian beliau mengumpulkan sisa potongan kayu kayu kecil dan dimasukkan diperapian, subhanallah...dari perapian tersebut keluar bau harum kayu gaharu dan kemudian dengan tangan beliau sendiri membetulkan letak tiang mesjid tersebut.
 
Untuk pembangunan mesjid itu diperlukan biaya yang tidak sedikit, beliau bersama masyarakat kemudian memohon sumbangan dari rumah kerumah,beberapa anggota masyarakat yang tidak berpunya juga didatangi beliau dan dengan jujur mereka mengatakan bahwa mereka tidak punya uang , namun dengan tersenyum Habib mengatakan bahwa uangnya ada ditempat anu, dan setelah diperiksa tempat yang ditunjukkan oleh beliau ternyata disana memang ada uang, dan uang tersebut langsung diserahkan semuanya untuk pembangunan mesjid,demikianlah beberapa usaha Habib untuk membangun mesjid tempat penyebaran ajaran agama Islam.
 
Pernah suatu ketika beliau pergi ke Banjarmasin dan kendaraan yang beliau tumpangi mogok dijalan karena kehabisan bahan bakar, oleh beliau diperintahkan untuk mengisi bahan bakar tersebut dengan air..anehnya kendaraan tersebut dapat melanjutkan perjalanan sampai ketujuan, lain waktu beliau menyuguhkan tamunya dengan teko kecil padahal waktu itu tamunya banyak sekali tapi anehnya lagi dari teko kecil tersebut keluar air yang banyak sekali dan mencukupi semua tamu.
 
Menjelang kembalinya beliau ke pangkuan Ilahi beliau pulang ke Hadral Maut dengan keinginan menghabiskan usia dan ber makam disana, namun sesampainya beliau disana ternyata tanpa sengaja beliau membawa pena milik panitia pembangunan mesjid, mengetahui bahwa beliau tanpa sengaja membawa pena milik orang lain beliau kemudian kembali ke Negara untuk mengembalikan pena milik panitia mesjid tersebut (subhanallah beginilah sifat sifat para Aulia ALLAH)
 
Dengan kedatangan beliau inilah merupakan terakhir kali masyarakat bertemu beliau, karena beliau ber pulang ke rahmatullah pada hari jum'ad tanggal 14 syafar 1354 H, sebelum sholat jum'ad dilaksanakan beliau memberikan tugas kepada orang orang tertentu untuk memandikan beliau, tidak lama setelah sholat jum'ad beliau berpulang ke rahmatullah seperti yang telah beliau sampaikan kepada keluarga beliau.
 
Allahu Akbar ....mudah mudahan kita semua dikumpulkan dengan beliau juriat yang mulia dari Nabi yang Mulia yang kita cinta Nabi Muhammad Rasulullah SAW dan mudah mudahan keluarga beliau selalu dalam limpahan rahmat ALLAH sampai akhir jaman,akhirul kalam salah khilaf al faqir mohon maaf ampun sebesar besarnya wassalamu alaykum warahmatullahi wabarakatuh.

~ Datu Datu Terkenal
~ Manakib Habib Ibrahim Al-Habsy Negara

Minggu, 07 Agustus 2011

Riwayat Datu Daha Nagara

Sebetulnya untuk penulisan riwayat para waliyullah kali ini saya banyak pertimbangan yang mana yang harus didahulukan penulisannya,ada banyak riwayat yang bersamaan,atas beberapa pertimbangan akhirnya saya putuskan untuk menulis riwayat tentang seorang ulama dari Nagara Hulu Sungai Selatan Kandangan,nama beliau adalah Syekh Muhammad Thaher bin Haji Syahbuddin atau sering dipanggil orang Datu Daha,satu riwayat mengatakan bahwa beliau adalah salah satu murid dari Syekh Muhammad Thaib atau kerap dipanggil Datu Taniran yang bergelar Haji Sa'duddin bin haji Muhammad As'ad bin Puan Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari.yang ini masih dalam pemikiran penulis ,disatu riwayat bahkan ini sangat terkenal bahwa beliau sempat bertemu dengan Datu Sanggul,sedang Datu Sanggul ini kehidupannya malam lebih dulu dari Syekh Muhammad Arsyad yang merupakan Datuk dari Datu Taniran yang merupakan guru Datu Daha...wallahu a'lam bissowab...yang mana yang benar riwayat ini...tapi tidak ada yang tidak mungkin kalau sudah mencakup masalah kewalian,

Pada pertengahan abad ke 18 pelabuhan yang terbesar dinusantara berada diBanjarmasin (Borneo),bersamaan pada saat kebesaran kerajaan Banjar,ada yang menyebutnya Bandar Masih ada pula yang menyebutnya Bandar Asin,banyak para saudagar Nusantara yang singgah kesana ada dari pulau jawa,sulawesi,sumatra bahkan sampai negara lain seperti Malaysia,Cina,India dan orang Arab dari hadrol Maut,mereka singgah untuk berdagang dipelabuhan Banjar,pada masa itu terdapat kota kota pelabuhan sungai seperti Muara Bahan (Marabahan),Muara Muning (Rantau) Daha (nagara HSS),dan Amuntai.

Pada masa itu setiap orang yang akan menunaikan ibadah haji ke Mekkah Al-Mukarramah hanya bisa lewat laut,yang mana biasanya orang ikut kapal dagang.Alkisah tersebutlah seorang Datu dari Daha (Nagara Dipa) yang bernama Muhammad Thaher bin H.Syahbuddin,yang ingin menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci,bersama rombongan beliau berangkat melalui pelabuhan Nagara dengan kapal kecil,kemudian ikut kapal dagang yang besar melalui pelabuhan Bandar Masih,setelah berpindah pindah dari kapal orang jawa sampai kekapal yang lebih besar milik orang Arab hadrol Maut untuk menuju pelabuhan Jeddah,pejalanannya itu sendiri memakan waktu sampai 6 bulan perjalanan,ditengah perjalanan menuju pelabuhan Jeddah ini ditengah lautan konon tiba tiba kapal berhenti mendadak tanpa ada penyebabnya,tidak ada batu karang yang menghalangi atau menabrak kumpulan lumpur,kebingungan Kapten kapal dan penumpang pun semakin menjadi jadi karena gelombang besar menerjang kapal dan mengakibatkan air banyak masuk kekapal,ditengah kebingungan ini akhirnya Kapten kapal meminta ahli nujum pendapat bagaimana cara mengatasi masalah tersebut,setelah merenung beberapa saat akhirnya ahli nujum ini mengatakan kalau mereka ingin keluar dari masalah itu mereka harus mengeluarkan salah satu penumpang yang bernama Muhammad Thaher orang dari Daha,akhirnya dengan berat hati untuk menyelamatkan penumpang yang lainnya terpaksa hal tersebut diucapkannya dihadapan penumpang lainnya dan memanggil Datu Daha,akhirnya dengan peralatan seadanya Datu Daha dikeluarkan dari kapal tersebut,ditengah gelombang besar dan angin ribut tidak ada yang bisa dilakukan oleh datu Daha selain berserah diri memohon pertolongan kepada ALLAH SWT,setelah sekian lama dihempaskan gelombang akhirnya beliau tidak sadarkan diri,pada saat itu ALLAH berkehendak lain,angin kencang menghempaskan tubuh beliau kepinggir pantai,tidak berapa lama beliau siuman kembali,menyadari dirinya selamat dan sudah berada dipinggir pantai maka ia langsung mengucap puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang masih memberikannya kesempatan untuk hidup didunia ini,dengan kekuatan yang masih tersisa akhirnya beliau bangkit dan berjalan menyisir pantai,dari kejauhan beliau melihat secercah cahaya terang dari sebuah tempat ,mungkin sebuah perkampungan pikir beliau,disepanjang jalan banyak terlihat makam makam yang terpelihara dengan rapi,dengan kepenatan dan kelelahan akhirnya beliau melihat orang tua,kemudian beliau mengucapkan salam dan dijawab orang tua tersebut dengan salam pula,dengan isyarat orang tua tersebut meminta Datu Daha mengikutinya dan membawa Datu Daha kesebuah rumah,setelah beristirahat sebentar akhirnya Datu Daha menceritakan seluruh pengalamannya dari awal sampai akhir dan menceritakan tujuannya untuk menunaikan ibadah haji,orang tua itu dengan serius mendengarkan cerita Datu daha,kemudian Datu Daha menanyakan perihal kampung tersebut yang terlihat hanya rumah orang tua tersebut dan kuburan kuburan,orang tua tersebut menjelaskan bahwa memang dikampung itu tidak ada perumahan an dia hidup sendiri sedangkan kuburan kuburan yang dilihatnya disepanjang jalan adalah kuburan orang orang yang tenggelam dilaut yang dikuburkannya disini,mendengar hal tersebut Datu Daha sangat gembira sekali dan yakin orang tua tersebut adalah Nabi Khaidir AS,lalu beliau bertanya 
"Apakah sampeyan yang bernama Nabi Khaidir??....."benar!!..sayalah Nabi Khaidir" jawab orang tua tersebut....
"Alhamdulillah dengan ijin dan rahmat ALLAH  telah memberikan anugerah NYA sehingga mempertemukan ulun (bahasa halus untuk saya (banjar))dengan sampeyan, setelah mengucapkan kata kata tersebut Datu Daha langsung memeluk dan mencium Nabi Khaidir AS,setelah itu dengan suara rendah penuh permohonan dan sikap hormat beliau memohon kepaa Nabi Khaidir untuk menolongnya supaya tercapat niatnya menunaikan ibadah haji,dengan suara penuh wibawa  Nabi Khaidir berkata "Insya ALLAh,dengan ijin ALLAH niat kamu untuk beribadah haji akan terkabul,tetapi kamu harus bermalam disini dulu selama 3 hari 3 malam untuk menungggu jum'ad tiba,karna pada hari itu akan datang seorang Wali Alllah saudaraku dari  tanah borneo yang tiap hari jum'ad selalu singgah kesini ,dia biasanya sholat jum'ad di Mesjidil Haram makkah,nanti kamu ikut dengannya"   mendengar keterangan Nabi Khaidir makin bertambah kegembiraan Datu Daha,karena selain akan tercapai hajatnya menunaikan ibadah haji,beliau juga akan bertemu dengan seorang wali dari negerinya sendiri yang bernama Syekh Abdus Samad (Datu Sanggul),meskipun Datu Daha cuma bermalam selama 3 hari,namun waktu yang singkat tersebut tidak beliau sia sia kan untuk menuntut bermacam macam ilmu dengan Nabi Khaidir AS,ketika malam jum'ad tiba Datu Daha melaksanakan ibadah semalam suntuk,sampai sampai iya tidak tahu lagi berapa rakaat sholat sunat yang dikerjakannya dan berapa zikir dan sholawat yang telah dibacanya,hingga tak terasa waktu subuh telah sampai,setelah sholat subuh disambung dengan wiridan hingga terbit matahari disambung lagi dengan sholat sunat Isyrak kemudian wiridan lagi sampai tiba sholat dhuha,setelah sholat dhuha dan berdoa,tiba tiba muncul dihadapan beliau seorang tua yang raut wajahnya penuh wibawa dan berpakaian sederhana,melihat ada orang dihadapannya Datu Daha langsung memeluk tubuh orang tua tersebut dan mencium kedua tangannya yang mulia,hal tersebut dilakukannya karena ada firasat yang kuat dari batinya bahwa orang tua tersebut adalah Datu Sanggul,orang yang ditunggu tunggunya dari borneo yang dikatakan oleh Nabi Khaidir sebagai Wali Allah yang akan singgah sebentar untuk menemui Nabi Khaidir kemudian melanjutkan perjalanan nya untuk sholat jum'ad di Masjidil Haram makkah atau di Masjid Nabawi Madinah Al-Munawwarah,Datu Sanggul mengucapkan salam kepada Nabi Khaidir yang kemudian dijawab oleh Nabi Khaidir dan Datu Daha,kemudian mereka saling mencium seperti layaknya cara bersalaman orang arab selanjutnya mereka saling mendoa kan.

Kemudian Nabi Khaidir menceritakan tentang Datu Daha kepada Datu Sanggul dari awal sampai akhir dan meminta kepada Datu Sanggul untuk membawa Datu Daha menunaikan ibadah haji,Datu Sanggul mengangguk sambil berkata kepada Datu daha "baiklah sebelum kamu ikut aku berangkat ke Mekkah sebaiknya kamu mandi sunat dulu dan memakai pakaian ikhram " Datu Daha segera melaksanakan apa yang diperintahkan oleh Datu Sanggul,stelah siap siap dan pamit kepada Nabi Khaidir Datu Sanggul kemudian berkata lagi kepada Datu Daha "pegang pinggangku dan pejamkan matamu"

Datu Daha kemudian memegang pinggang Datu Sanggul dan memejamkan matanya,hanya sekejab Datu Sanggul kemudian menyuruh ia membuka matanya kembali,betapa terkejutnya Datu Daha tiba tiba mereka sudah berada ditempat yang datu Daha belum pernah mengetahui,datu Sanggul berkata "sekarang kita sudah sampai di salah satu pintu Masjidil Haram yaitu pintu Babussalam yang mana disunatkan kepada kita apabila masuk Masjidil Haram lewat pintu ini,selanjutnya apabila kamu sudah selesai melaksanakan ibadah haji dan akan pulang kekampung halaman tunggulah aku pada hari jum'ad dipintu sini.."setelah Datu Daha mengucapkan terima kasih kemudian mereka berpisah,Datu Daha kemudian memasuki Masjidil Haram

Pada waktu itu musim haji masih satu bulan lagi,orang orang masih belum datang,yang mana digunakan Datu Daha untuk beribadah kepada ALLAH,baru setelah satu bulan mulai berdatanganlah para jamaah haji,pada saat itulah rombongan jamaah haji dari Daha datang,betapa terkejutnya mereka melihat Datu Daha,masing masing mereka meminta maaf kepada beliau karena tidak mampu mencegah waktu Datu Daha akan dilemparkan ketengah lautan,Datu Daha memaklumi dan memaafkan mereka semua kemudian beliau menceritakan pertemuan beliau dengan Nabi Khaidir dan Datu Sanggul wali dari pulau borneo,singkat cerita setelah melaksanakan ibadah haji Datu Daha kemudian menunggu datangnya Datu Sanggul,setelah bertemu dengan bahasa isyarat Datu Sanggul meminta Datu Daha untuk memegang tangannya dan memejamkan matanya seperti dulu,sekejab kemudian mereka sudah berada dipulau borneo,Datu Sanggul mengantarkan Datu Daha sampai ujung kampungnya dan menyuruh Datu Daha untuk berjalan agar para penduduk melihatnya,sebelum mereka berpisah Datu Sanggul berpesan kalau masyarakat bertanya beliau harus menjawab bahwa semua kejadian ini adalah anugrah dari ALLAH SWT,penduduk sangat terkejut dengan kedatangan beliau,karena beliau datang tidak pada saat semestinya,biasanya jamaah haji baru akan datang 2 bulan lagi,banyak yang tidak percaya bahwa Datu Daha telah melaksanakan ibadah haji dan menanyakannya tapi dijawab oleh Datu Daha seperti dipesankan oleh Datu Sanggul,dua bulan telah berlalu kemudian datanglah rombongan jamaah haji dari Daha,penduduk kemudian menanyakan kepada mereka perihal Datu Daha mengerjakan haji apa tidak,kemudian diceritakan oleh mereka dari awal sampai akhir tentang Datu Daha yang memeng betul betul berhaji dan mereka juga mengisahkan pada saat mereka akan pulang mereka mencari Datu Daha untuk bersama sama pulang,tapi mereka tidak menemukan Datu Daha yang tiba tiba saja menghilang seperti ditelan bumi,mendengar kisah itu makin kagumlah masyarakat dengan pengalaman Datu Daha berhaji.

Setelah kembali ke Daha beliau segera menyebarkan ilmunya yang diperoleh dari Nabi Khaidir kepada masyarakat luas hingga diberi gelar Surgi Tuan karena ilmunya yang banyak.
suatu ketika negeri Daha dilanda kekeringan panjang hingga sungai sungai menjadi kering,masyarakat banyak meminta Datu Daha untuk memimpin sholat istisqa untuk memohon diturunkan hujan,setelah sholat tersebut aneh nya air keluar dari tanah sangat banyak hingga mampu memenuhi kebutuhan penduduk saat itu padahal saat itu hujan tidak turun,selain itu salah satu keramat beliau kubah tempat maqam beliau yang terletak didesa Teluk Haur,Nagara disebut orang Kubah Dingin karena suasana disekitar makam Datu Daha yang dingin dan sejuk meskipun diluar sangat panas,tidak tercatat kapan tahun wafatnya beliau,diantara murid murid beliau adalah :
1. Al-Mukarram Tuan Guru Haji Abdurrahman Syarif makam Keramat Bagandi Nagara Kandangan HSS
2. Al-Mukarram Tuan Guru Haji Muhammad Sarasi Nagara Kandangan HSS
selamat sejahtera atas seorang hamba yang baik sejak ia dilahirkan hingga ia wafat dan nanti ketika ia dibangkitkan lagi,mudah mudahan kita semua dikumpulkan dengan junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para juriat beliau dan orang orang sholeh yang kita cintai diakhirat nanti..amiiin ya robbal alamin.kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir mohon maaf sebesar besarnya,wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Datu Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung

Menyebut nama Syekh Abdul Hamid atau sering kita sebut Datu Abulung pasti dibenak kita terkenang akan seorang ulama yang pernah menggemparkan Kalimantan dengan paham wihdatul wujudnya, sepak terjang beliau memang tak banyak yang mengetahui karna beliau tidak ada meninggalkan kitab karangan seperti ulama ulama lainnya, keilmuan beliau cuma dapat kita ketahui secara lisan dari mulut kemulut atau dari pewaris para murid beliau, banyak pendapat yang berbeda tentang kisah beliau ada yang menyatakan bahwa ilmu beliau salah atau manyalah (bahasa banjar) tapi sebagian masyarakat banjar bahkan hampir seluruhnya menyatakan bahwa Datu Abulung ini adalah seorang wali Allah, terlepas dari segala kontropersi yang ada riwayat beliau sangat dicari oleh sebagian masyarakat banjar.
Dalam sejarah pemikiran keagamaan dikalimantan pada abad ke 18 setidaknya ada tiga tokoh ternama di Kerajaan Banjar selain Datu Suban dan para muridnya yang sakti mandraguna, pada masa itu para ulama banjar memang sangat terkenal dengan segala karamah dan kesaktiannya,diantara tiga orang tokoh ternama dan terkenal tersebut adalah 
1. Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau Datu Kalampayan
2. Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari atau Datu Nafis
3. Syekh Abdul Hamid Abulung atau Datu Abulung
Dan sosok Datu Abulung inilah yang penuh misteri hingga saat ini, pada masa itu pemerintahan kerajaan diperintah oleh sultan Tahlilullah, saat itu lah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dan Syekh Abdul Hamid muda diberangkatkan oleh kerajaan banjar untuk menuntut ilmu dengan biaya kerajaan dengan harapan nantinya bisa membawa sinar terang bagi kerajaan banjar, mereka diberangkatkan keTanah Suci Makkah Al-Mukarramah, tercatat Datu Kalampayan belajar kepada beberapa orang guru (baca riwayat Datu Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari),sedangkan Datu abulung juga belajar kepada beberapa orang guru yang sayangnya tidak tercatat karena tidak adanya karangan beliau yang biasanya merujuk kepada guru guru pengarang, sepulangnya dari menuntut ilmu ditanah suci Datu Syekh Abdul Hamid mulai mengajarkan ilmu yang didapatnya dari guru gurunya di Mekkah kepada masyarakat sekitarnya,diantara yang beliau ajarkan adalah ilmu Tasawuf, namun ilmu tasawuf yang beliau ajarkan kepada orang awam ini sangat berlainan dengan pelajaran tasawuf yang selama ini dikenal masyarakat,Datu Abulung mengajarkan bahwa;
                                      Tiada yang maujud hanya Dia
                                            Tiada maujud lain-Nya
                                          Tiada aku melainkan Dia
                                                Dia adalah aku
                                                aku adalah Dia
Dalam pelajaran Syekh Abdul Hamid Abulung juga diajarkan bahwa Syariat yang diajarkan selama ini adalah kulit belum sampai kepada isi (hakikat), sedangkan pelajaran yang selama ini diyakini masyarakat umum yaitu Tiada yang berhak dan patut disembah selain Allah ,Allah adalah Khalik dan selainnya adalah makhluk,tiada sekutu bagi-Nya,ajaran Datu Abulung ini kurang lebih seperti ajaran Abu Yazid Al-Bustami,husein bin Mansyur Al-Hallaj yang kemudian memasuki Indonesia melalui Hamzah Fansuri dan Syamsuddin disumatera dan Syekh Siti Jenar di pulau Jawa.
Mendengar fatwa Datu Abulung yang berbeda dari kebanyakan paham masyarakat pada waktu itu,maka gemparlah masyarakat yang menerima ajaran tersebut,bahkan ajaran yang beliau sampaikan menjadi pembicaraan masyarakat umum yang mana akhirnya samapi ketelinga Sultan,sebelum Datu Abulung dipanggil sultan terlebih dahulu  minta pendapat syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (satu riwayat mengatakan tanpa diketahui Syekh Muhammad Arsyad) tentang ajaran Datu abulung tersebut.setelah menelaah beberapa kitab kemudian diambil kesimpulan bahwa ajaran yang dibawa Datu Abulung yang diajarkan kepada orang awam tersebut bisa menyesatkan masyarakat dan bisa merusak kehidupan beragama,adalah kewajiban Ulama dan Umara melindungi keagamaan rakyatnya dari unsur unsur yang membahayakan,jika tidak dapat dengan jalan damai maka lebih baik menyingkirkan nya , Menolak mafsadah (keburukan)lebih didahulukan dari pada mengambil manfaat.Melenyapkan seseorang untuk menyelamatkan orang banyak dibolehkan menurut hukum malah terkadang wajib (Zafri Zam Zam,Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,1979,hal 13)berdasarkan keputusan tersebut maka dipanggillah Datu abulung,salah seorang prajurit kerajaan disuruh untuk mendatangi Datu Abulung setelah sampai ditempat Datu Abulung lalu dipanggillah beliau,satu riwayat menceritakan pemanggilan tersebut,prajurit itu berkata Hai Syekh Abdul Hamid ..anda dipanggil baginda Sultan ,kemudian dijawab oleh Datu Abulung "Syekh Abdul Hamid tidak ada yang ada hanya Allah...mendengar hal tersebut prajurit tersebut dan mengadukan kepada sultan,kemudian sultan menyuruh kembali dan memanggil "Allah "tersebut,setelah sampai ditempat Datu Abulung prajurit itu kembali berkata "hai Allah anda dipanggil baginda Sultan"yang kemudian dijawab kembali oleh Datu Abulung "Allah tidak ada yang ada hanya Nur Muhammad"  mendengar hal itu prajurit kemali kekerajaan dan mengatakan hal tersebut kepada Baginda Sultan..kemudian sultan berkata panggil ketiganya Syekh Abdul Hamid,Allah dan Nur Muhammad ,barulah setelah prajurit tersebut memanggil seperti dipesankan sultan barulah Datu Abulung berkunjung keistana,ditengah perjalanan menuju istana dipasanglah perangkap yang apabila terpijak maka melesatlah sebilah tombak tajam yang akan menghujam ketubuh orang yang menginjaknya,saat itu terbukti kebenaran ajaran Syekh Abdul Hamid Abulung,ketika beliau menginjak perangkap tersebut tombak tajam itu memang melesat dengan cepatnya diudara dan berhenti tepat dibelakang Datu Abulung dan jatuh ketanah tanpa beliau mengetahuinya,setelah sampai diistana dan terjadi tanya jawab,sultan ingin bukti kebenaran ajaran Datu Abulung,kemudian beliau berucap'Ashadu alla ilahaillallah' tiba tiba tubuh beliau menghilang,kemudian terdengar lagi suara "wa ashadu anna muhammadarrasulullah''  timbullah kembali badan beliau,semua orang kagum melihat hal tersebut,tapi dengan menimbang untuk keselamatan orang awam yang lebih banyak maka dihukumlah Syekh Abdul Hamid Abulung dengan didimasukkan kedalam kerangkeng yang ukurannya hanya muat tubuh beliau dan hanya cukup untuk berdiri,dengan kurungan seperti itu akhirnya beliau ditenggelamkan disungai lok buntar,maka akhirnya tenggelamlah sampai kedasar sungai.
Tanpa diketahui oleh semua orang suatu keanehan terjadi apabila tiba waktu sholat fardhu maka kerangkeng tersebut akan timbul dari permukaan sungai,dan beliau kemudian keluar dari kerangkeng tersebut dan melakukan sholat,setelah selesai sholat maka secara perlahan kerangkeng tersebut tenggelam kembali kedasar sungai,pada suatu malam menjelang subuh sepuluh orang pencari ikan yang sampai pada sekitar tenggelamnya Syekh Abdul Hamid lamat lamat mereka mendengar suara azan,perlahan lahan mereka mendekati sumber suara azan tersebut dari kejauhan mereka melihat keganjilan dan keanehan Datu Abulung tersebut,sejak saat itu mereka mengangkat beliau menjadi guru mereka,dari beliau mereka belajar berbagai ilmu agama islam,karena jumlah mereka sepuluh maka dinamakan orang sepuluh atau sekarang orang menyebutnya Datu Sepuluh,setelah selesai belajar orang sepuluh ini menjadi pegawai kerajaan
Setelah direndam dalam air Datu Abulung tidak juga mati dan akhirnya diketahui kerajaan maka akhirnya Datu Abulung kembali dibawa kekerajaan,dihadapan sultan akhirnya Datu abulung megatakan bahwa beliau tidak bisa dibinasakan dengan alat apapun kecuali dengan senjata yang ada didinding rumah beliau dan menancapkannya didalam daerah lingkaran yang beliau tunjukkan dibelikat beliau,setelah sholat dua rakaat ,senjata tersebut ditancapkan dibelikat beliau sudah ditandai tersebut maka memancarlah darah segar dari tempat itu dan anehnya darah tersebut membentuk kalimat  ''LAA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR RASULULLAH"' innaa Lillaahi wa Innaa ILaihi Rajiuun.
setelah sekian lama kubur beliau akhirnya ditemukan oleh masyarakat atas petunjuk dari Alm.Tuan Guru H.Muhammad nor Tangkisung yang juga diyakini adalah seorang Kekasih Allah letaknya sebelah hilir dari Kampung Dalam Pagar,dan sekarang dipelihara makamnya oleh warga setempat,selain itu keanehan makam yang terletak dipinggir sungai itu berapa kali tergeros air sungai dan turun kebawah tp setelah itu makam itu naik dengan sendirinya dan tanah dibawahnya juga mengikuti makam tersebut....walllahu a'lam....

Kalau ada kekurangan dan kesalahan al faqir mohon maaf sebesar besarnya kepada saudara saudaraku semua,wabillahi taufik wal hidayah assalamualaikum warahmatullahi wabarakuh....

Sumber : Datu Datu Terkenal Kalimantan

Riwayat Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari

Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakatuh

Salah satu permata Kalimantan pada jaman dulu adalah Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari lahir sekitar tahun 1150 H (1735M) di Martapura Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan, beliau adalah keturunan Sultan Kerajaan Banjar dan nasabnya bersambung sampai ke Pangeran Suriansyah atau Pangeran Samudera ,sultan pertama kerajaan banjar yang memeluk agama islam dan terus bersambung sampai ke Raja pertama kerajaan Daha Kalimantan yaitu Pangeran suryanata atau Raden putera suami dari Puteri Junjung Buih,nasab beliau adalah Syekh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein bin Ratu Kusuma Yoeda bin pangeran Kesuma Negara bin Pangeran Dipati bin sultan Tahlillah bin sultan Saidullah bin Sultan Inayatullah bin Sultan Musta'in Billah bin Sultan Hidayatullah bin Sultan Rahmatullah bin Sultan Suriansyah.
Sejak muda beliau sangat cinta akan ilmu, sehari hari digunakan beliau untuk menuntut ilmu agama baik itu ilmu tauhid, fiqih, tasawuf maupun ilmu ilmu lainnya, sehingga kegemaran beliau ini membawa beliau melanglang buana mencari ilmu sampai ke Mekkah, diperkirakan jaman Syekh Muhammad nafis ini bertepatan dengan jamannya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari,dan sebagian guru guru Syekh Muhammad Nafis juga guru guru dari Syekh Muhammad Arsyad,adapun sebagian guru guru beliau adalah :
1.Syekh Abdullah Hijazi As-Syarkawi
2.Syekh Siddiq bin Umar Khan
3.Syekh Muhammad bin Abdul Karim As-seman Al-Madani
4.Syekh Abdurrahman bin Abdul Aziz Al-Banjari
5.Syekh Muhammad Al-Jawhari
Setelah berada ditanah air dengan berbekal ilmu yang diperoleh beliau dari Tanah Suci Mekkah beliau berdakwah kebeberapa daerah di nusantara ini,untuk mangajak masyarakat mengESAkan Allah, karena keluasan  dan ketinggian ilmu beliau serta kegigihannya dalam berdakwah oleh masyarakat Sumatera beliau diberi gelar MAULANA AL-ALLAMAH AL-FAHHAMAH AL-MURSYID ILAA THARIQ AL-SALAMAH AS-SYEKH  MUHAMMAD NAFIS  IBN IDRIS IBN HUEIN AL-BANJARI 
 (Tuan Guru yang sangat alim yang menunjukkan kejalan keselamatan Syekh Muhammad Nafis bin Idris bin Husein Al-Banjari)
Berbeda dengan syekh Muhammad Arsyad yang sepulang dari Makkah terus mengembangkan ilmu yang diperolehnya kepada masyarakat Desa Dalam Pagar dan banyak mempunyai kesempatan menulis sejumlah kitab, Datu Nafis atau Syekh Muhammad Nafis ini berkelana dari suatu daerah kedaerah lainnya sehingga beliau hanya sempat mengarang satu buah kitab yaitu Kitab Ad-Durrun Nafis (Permata Yang Indah) kitab Ad durrun Nafis tersebut pada ,mulanya dikarang beliau karena permintaan dari teman temannya namun akhirnya banyak diminati dan tersebar keseluruh dunia dan membuat nama beliau menjadi harum,kitab Ad-Durun Nafis tersebut tidak saja dicetak atau diterbitkan didalam negeri,tetapi juga dicetak diluar negeri seperti ditemukan menurut urutan tahun adalah:
1.Terbitan thn 1313 H oleh Mathba'ah Al-Karimul Islamiah di Mekkah
2.Terbitan thn 1323 H oleh Mathba'ah Al-Miriah di Mekkah yang terbuat sebagai hamisy (tepi) Kitab Hidayatus Salikin Karya Syekh Abdus Shamad Al-Palembani
3.Terbitan thn1343 H oleh percetakan Musthafa Al-Babi Al-Halabi wa Awladihi
4.Terbitan thn 1347 H oleh Darut Thaba'ah Al-Mishriyah Mesir
5.Terbitan Kedai Sulaiman Mar'i,Bashrah Sreet Singapore tanpa tahun
6 Terbitan Maktabah Sulaiman Mar'i wa Syirkahu Surabaya indonesia tanpa tahun
7.Terbitan Maktabah As-Saqafah tanpa tahun
8.Terbitan Maktabah Haramain Singapore tanpa tahun
9.Terbitan Ahmad Sa'ad bin Nabhan Surabaya tanpa tahun
10.Terbitan Maktabah salim Nabhan Surabaya tanpa tahun
Kitab yang berbahasa melayu ini merupakan kitab kecil dan tipis tetapi isinya sangat padat yaitu berisi ajaran Tauhid yang tinggi yang menjelaskan tentang ke ESA an ALLAH dari segi ZAT,SIFAT ASMA dan AF'AL tujuannya untuk melepaskan segala macam penyakit hati, tetapi kitab ini tidak bisa dipelajari oleh sembarangan orang, kecuali orang yang sudah mantap fiqih, tauhid dan ma'rifatnya,untuk menulis kitab ini Datu Nafis disamping menggunakan bahan yang diperolehnya dari guru guru beliau juga menggunakan literatur sebagai pengambilan antara lain dapat disebutkan sebagai berikut:
1.Muhammad bin Sulaiman Al-Jazuli Syarah Dalailul Khairat
2.Abdullah bin Hijazi As-Syarqawi Al-Mishri Syarah Wirdu Syahrin
3.Abdul Wahab Asy-Sya'rani Al-Jawahir wad Durar
4.Muhibbudin ibnu Arabi Futuhal Makiyyah Fushushul Hikam
5.Abdul ghani An-Nabulusi Syarah Jawahirun Nushushu fi Halli Kalimatil fushush
6.Ibnu ' Athaillah al-Iskandari Al-Hikam
7.Ibnu Raslan Syarah Hikam
8.Ibnu 'Abbad Syarah Hikam
9.Abdul Karim Al-Jili' Insanul kamil
10.Siddiq Ibnu 'Umar Syarah Qashidah 'ainiyyah
11.Sayyid Musthfa Ibnu Qamaruddin Al-Bakri Wirdi Syahrin
12.Syekh Muhammad bin Abdul karim As-samani Al-manhah Al-Muhammadiyah,Iqhatsatul Lahfan,'Anwanul jaluwwah fii Sya'nil Khalwah
13.Abu Hamid Al-Ghazali Ihya 'Ulumid Din ,Minhajul Abidin
14.abdullah bin Ibarahim Mirghani Mukhlish Mukhtasar Tuhfah al Mursalah
15.Abdul karim Al-Qusyairi Risalah Qusayriah
Dalam kitab tersebut beliau menyatakan bahwa beliau pengikut Mazhab Syafi'i dalam Fiqih,Imam Asy'ari dalam hal Tauhid ,Imam Junaidi dalam Tasawuf, Qadiriyah Tarekatnya, syattariyah pakaiannya, naqsabandiyah amalannya, Khalwatiyah makanannya dan Sammaniyah minumannya.
Seorang  yang kasyaf didaerah Amuntai yaitu Drs .Tabrani mengatakan bahwa kitab Ad-Durrun Nafisberisi bagian ilmu dari para wali , barang siapa mempelajarinya maka ia akan dicatat oleh para wali tersebut sebagai bagian dari mereka, ini merupakan salah satu karamah dari Datu syekh Muhammad nafis Al-Banjari, selain itu kubur beliau pernah berpindah dengan sendirinya empat kali dari Kotabaru, Pelaihari lalu Martapura dan terakhir diKelua  dan inilah yang sering di ziarahi orang sampai sekarang.... tepatnya di Mahar Kuning Desa Binturu Kecamatan Kelua Kabupaten Tabalong Tanjung, beliau wafat sekitar tahun 1200 H atau 1780 M...
Kalau ada kekurangan penulis mohon maaf sebesar besarnya kepada saudaraku semua ....akhirul kalam assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Sumber : - Datu Datu Terkenal Kalimantan Selatan dan Halaman Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan

Riwayat Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari ( Datu Kalampayan )

Diantara ulama Nusantara terkemuka abad ke-18 m yg dikenal kedalaman ilmu dan kecemerlangan karya karyanya adalah syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari atau yg sering kita sebut Datu Kalampayan,beliau lahir pada 15 syafar 1122h/maret 1710 m dikampung lokgabang martapura kalimantan selatan,nama lengkap beliau adalah Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah bin Abdurrahman Al-Banjari,terlahir dari seorang ibunda yg sholehah bernama Siti Aminah,ayah beliau yg bernama Abdullah bin Abdurrahman adalah seorang yang zuhud dan alim,beliau tumbuh dan besar dalam suasana keislaman yg kental dibawah pemerintahan kerajaan islam banjar.sejak umur 7 thn beliau sudah fasih dan sempurna dalam membaca Al-Qur'an ,kecerdasannya dalam ilmu agama dan bakat melukisnya menarik perhatian Sultan Tahlilullah penguasa kerajaan banjar pada waktu itu,maka Muhammad Arsyad kecil pun diboyong untuk belajar ilmu agama dilingkungan istana bersama keluarga kerajaan,setelah dewasa dan menikah karena kepandaian dan kecerdasan beliau dalam mempelajari ilmu agama maka menjelang usia 30 thn beliau diberangkatkan ketanah suci Mekah untuk memperdalam ilmu agama dengan dibiayai oleh kerajaan,karena Sultan berharap dengan ilmu yg dipelajarinya nanti ditanah suci itu kelak akan dapat membimbing dan mengajarkan ilmu kepada rakyat banjar dan sekitarnya.
Ditanah suci Mekah dan Madinah ini beliau belajar kepada beberapa ulama terkenal dan wali pada jamannya diantara guru guru beliau adalah
1.Syekh Athaillah bin Ahmad Al-Mihsri Al-Azhari Mekah
2.Syekh Muhammad bin Sulaiman Al-Kurdi Madinah (pengarang kitab hawayil madaniyyah)
3.Syekh Muhammad bin Abdul karim As-Semman Al-Madany dalam ilmu tasawuf yang akhirnya beliau mendapatkan ijazah dengan kedudukan sebagai Khalifah (waakil)
4.Syekh Ahmad bin Abdul Muun'in Ad-Damanhuri
5.Syekh Sayyid Abul Faydh Muhammad Murtadha' Az-Zabidi
6.Syekh Hasan bin Ahmad 'Akisy Al-Yamani
7.Syekh Salim bin Abdullah Al-Bashri
8.Syekh Siddiq bin Umar Khan
9.Syekh Abdullah bin Hijazi bin Asy-Syarqawi
10.syekh Abdurrahman bin Abdul Azis Al-Magribi
11.Syekh Sayyid Abdurrahman bin Sulaiman Al-Ahdal
12.Syekh Abdurrahman bin Abdul Mubin Al-Fatani
13.Syekh Abdul Ghani bin Muhammad Hilal
14.Syekh Syekh 'Abid As-Sindi
15.syekh Abdul Wahab Ath-Thanthawi
16.Syekh Maulana Sayyid Abdullah Mirghani
17.Syekh Muhammad bin Ahmad Al-Jawahir
18.Syekh muhammad Zayn bin Faqih Jalaluddin Aceh
ketika beliau di Mekah beliau bersahabat dengan para penuntut ilmu dari tanah air dan merupakan sahabat erat,mereka adalah Syekh Abdul wahab Bugis dari Makasar,Syekh Abdus Samad dari Palembang (pengarang kitab Siyarus Salikin dan Hidayatus salikin) dan Abdurrahman masri dari Betawi
konon pada waktu beliau berada diMekah,beliau menemui keanehan pada setiap hari jum'ad di Mesjid Al-Haram,ada seseorang yang berpakaian lain dari kebiasaan berpakaian orang arab lainnya,orang tersebut berpakaian hitam dan memakai laung dan memakai butah,pakaian khas dari banjar,setiap habis berdoa orang tersebut selalu menghilang tanpa bekas,dengan rasa penasaran kemudian pada jum'ad berikutnya beliau menunggu kedatangan orang itu tp seperti biasa selesai habis shalat jum'ad dan berdoa orang tsb selalu menghilang,kemudian pada jum'ad yg lainnya ketika orang tersebut datang beliau segera ikut sholat disamping nya dengan harapan dapat berkenalan dengan orang tersebut,ketika selesai berdoa tak ingin kehilangan orang tersebut dengan sigap beliau lalu memegang tangan orang tersebut,"mengapa tuan menangkap tangan saya "kata orang tsb
setelah terlebih dahulu Syekh Muhammad Arsyad minta maaf beliau lalu berkata
"maaf saya ingin bertanya siapakah anda,disini semua orang berpakaian ikhram sedangkan anda tidak berpakaian ikhram'
"maaf hamba berasal dari kampung muning tatakan rantau borneo "jawab orang itu
"mengapa anda setiap hari jum'ad bisa sholat disini' kata Syekh Muhammad Arsyad kembali
"alhamdulillah semua adalah anugrah dari Allah SWT "kata orang tersebut yg setelah berkenalan adalah Datu Sanggul
"saya berasl dari martapura borneo sudikah kiranya anda mampir kerumah saya "pinta Syekh Muhammad Arsyad
"baiklah "jawab Datu Sanggul
kemudian mereka berjalan ketempat tinggal Syekh Muhammad Arsyad ,sesampai dirumah Syekh Muhammad Arsyad memeluk datu sanggul dan mencium tangan beliau sambil berkata "sampeyan adalah saudara ulun dunia akhirat'
"ya...kita saudara dunia akhirat "jawab Datu Sanggul
"dimanakah kakanda belajar sehingga mendapatkan anugerah begitu besar ini" Syekh Muhammad Arsyad kembali bertanya "kakanda belajar dengan Datusuban dimuning pantai munggu tayuh tiwadak gumpa dan sekarang beliau telah wafat,dan kepada kakanda diberikan sebuah kitab dan Al-Qur'an segi delapan,kedua pusaka itu asalnya adalah milik Datu Nuraya yang juga telah wafat" ,mendengar cerita tentang  kitab tersebut Syekh Muhammad Arsyad sangat tertarik. "kalau kakanda menganggap saya sebagai saudara dunia akhirat izinkanlah adinda ikut mempelajari isi kitab tersebut "   boleh saja adinda mempelajari kitab tsb namun kitab ini harus dibagi dua bagian,dengan dipotong segitiga silahkan adinda memotongnya "kata Datu Sanggul sambil mengeluarkan kitab yg selalu dibawanya,Syekh Muhammad Arsyad mengambil pisau yg sangat tajam dan mulai memotong kitab tsb,namun alangkah terkejutnya beliau karna pisau yg sangat tajam tersebut tidak dapat memotong kitab itu menjadi dua bagian bahkan mata pisau tsb menjadi tumpul,kemudian kitab tsb diserahkan kembali kepada Datu Sanggul untuk beliau potong sendiri,kemudian Datu Sanggul hanya dengan menggoreskan kuku beliau kitab tersebut terbelah menjadi dua bagian,yg kemudian satu bagiannya diserahkan kepada Syekh Muhammad Arsyad untuk dipelajari dan bagian yg satunya beliau bawa kembali dengan pesan setelah selesai mempelajari dan pulang keborneo untuk mengambil bagian yang satunya,"jika adinda nanti pulang keborneo dan bertandang kerumah kakanda untuk mengambil kitab yg satunya hendaklah adinda mmbawa kain putih sebanyak lima lembar,kakanda berharap agar adinda jangan sampai lupa pesan kakanda ini "kata Datu Sanggul menambahi "baiklah pesan kakanda akan adinda ingat selalu dan adinda memohon doa restu dan mendoa kan adinda dalam mempelajari kitab ini ,
 karena hari sudah menjelang magrib Datu Sanggul lalu berpamitan untuk pulang ke borneo " tunggu sebentar kakanda ada yg adinda pertanyakan lagi dihalaman istana ada tumbuh sebatang pohon durian ,apakah pohon tersebut berbuah atau belum,kalau sudah berbuah adinda mohon kakanda memetiknya sebiji untuk adinda,sebab selama adinda tinggal disini adinda belum pernah memakan buah durian "
"pohon durian tsb sekarang sedang berbuah namun buahnya cuma dua biji dan dijaga ketat oleh pasukan raja siang dan malam agar tak seorang pun dapat mengambilnya,sebaiknya buah tsb jangan diambil sebab nantinya mungkin akan berakibat tidak baik "kata datu sanggul,tp karna didesak oleh Syekh Muhammad Arsyad akhirnya Datu Sanggul berjanji memenuhi permintaan Syekh Muhammad Arsyad.
     pada jum'ad berikutnya ketika tengah hari Datu Sanggul memetik buah durian yg dijaga oleh pasukan raja tanpa diketahui oleh satu orangpun,al hasil kerajaan menjdi gempar,baginda raja sangat marah dan berencana menghukum para pasukan yg menjaga pohon durian tsb,tapi permaisuri melarang baginda raja menghukum mereka karena tidak ada bukti kesalahan mereka,singkat cerita buahdurian tersebut diserahkan kepada Syekh muhammad Arsyad dengan pesan supaya tangkai durian tadi disimpan sebagai bukti nanti kepada baginda raja,setelah berpisah kembali dengan Datu sanggul beliau dengan tekun mempelajari kitab tsb.
     Setelah lebih 30 thn Syekh Muhammad Arsyad belajar ditanah suci akhirnya beliau menguasai berbagai bidang ilmu agama,sebenarnya beliau dan kawan kawan tidak ingin pulang ketanah air dan ingin melanjutkan pelajaran ke mesir namun maksud tersebut dibatalkan karena perintah gguru mereka yaitu Syekh Sulaiman Al-Kurdi yang menyatakan bahwa ilmu mereka sudah cukup dalam dan luas dan lebih penting untuk memberi pelajaran dan bimbingan kepada masyarakat masing masing,akhirnya mereka menuruti nasehat guru mereka itu,setia ditanah Betawi (Jakarta) Syekh Muhammad Arsyad dan kawan kawannya disambut oleh ulama dan orang banyak dengan gembira,selama dijakarta berkat karamah yang beliau miliki beliau dapat membetulkan arah kiblat mesjid yang kurang tepat,diantaranya mesjid Jembatan Lima,Mesjid Luar Batang dan Mesjid Pekojan setelah sholat sunat eliau hanya menggeserkan sorban beliau ...luar biasanya bangunan mesjid tsb mengiringi geseran sorban beliau...subhanallah....
itu adalah sebagian   karamah beliau yg diluar nalar manusia dan banyak lagi yg lainnya,setelah sampai dimartapura beliau langsung menuju istana kerajaan dan disambut dengan meriahnya,dalam kesempatan tsb beliau menceritakan hal ikhwal mengenai durian lengkap dengan hari tanggal dan jam kehilangan durian diistana raja,akhirnya raja memakluminya dan bersyukur karena tidak menghukum para prajurit kerajaan,setelah beberapa hari beliau minta ijin kepada raja untuk mendatangi datu Sanggul dengan diiringi sepasukan prajurit raja,tak lupa beliau membawa kain putih yg dipesankan oleh Datu Sanggul,setelah sampai dikampung muning tatakan rantau dengan petunjuk masyarakat beliau langsung menuju rumah Datu Sanggul,tapi apa yg terjadi setelah sampai dirumah Datu Sanggul ternyata beliau baru saja berpulang kerahmatullah....Innalillahi wainailahirajiun....ternyata kain putih yang dipesankan oleh Datu Sanggul untuk kain kapan beliau...subhanallah...setelah pemakaman Datu Sanggul atas pesan beliau sebelum wafat kepada istrinya maka diserahkan penggalan kitab yg kemudian hari disebut kitab barencong kepada Syekh Muhamad Arsyad Al-Banjari,lalu Syekh Muhammad Arsyad pamit untuk pulang kemartapura.
    disamping sebagai seorang pengajar Syekh Muhammad Arsyad adalah seorang penulis yang produktif diantara kitab kitab yang beliau karang adalah
1.Sabilal Muhtadin (kitab fiqih)
2.Risalah Ushuluddin (kitab tauhid)1188 hijriah
3 Tuhfatur Raghibin (kitab tauhid)1188 hijriah
4Kanzul Ma'rifah (tasawuf)
5.Lugthatul 'Ajlan (kitab fiqih khusus masalah perempuan)
6.Kitab Faraid (kitab pembagian waris)
7.Al-Qawlul Mukhtashar(kitab berisi tentang Imam Mahdi)1196 hijriah
8.Kitab Ilmu Falak (astronomi)
9.Fatawa Sulaiman Kurdi (berisi fatwa fatwa grur beliau Sulaiman Al-Kurdi)
10.Kitabun Nikah (tata cara perkawinan dalam syariat islam)
      Selain itu ada pula karya tulis beliau berupa Mushaf Al-Qur'an tulisan tangan beliau berukuran besar dengan Khat sangat indah dan sampai sekarang masih bisa dilihat di Museum Nasional Banjarbaru Kalimantan Selatan,beliau mempunya 11 orang istri dan mempunyai 30 orang anak dan sekarang sudah tersebar kemana mana,dikalimantan khususnya kalimantan selatan keturunan dari Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari merupakan mutiara yang tiada ternilai,keturunan beliau merupakan penerang penerang bagi para pecinta ilmu...salah satunya Yang Mulia Guru kita Alm. Syekh Muhammad Zaini  bin H. Abdul Ghani Al-Banjari ,Syekh Muhammad Arsyad wafat pada 6 syawal 1227 hijriah bertepatan dengan 3 oktober 1812 m dalam usia 105 tahun,semoga Allah SWT selalu merahmati beliau dan keturunan keturunan beliau hingga akhir jaman. amiiin ya robbal alamiinn...

sumber:-Kisah Datu Datu Terkenal
             -Manaqib Datu Sanggul
             -Alkisah no.10/18-31 mei 2009 hal 133

Sabtu, 06 Agustus 2011

Riwayat Datu Sanggul

Assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh....

Orang banyak mungkin tidak begitu mengenalnya bahkan mungkin jadi tidak mengenal sama sekali,dan mungkin generasi sekarang tidak mengetahui kehidupan Datu Sanggul ini,seorang tokoh panutan dijamannya,ketulusan hatinya dalam melaksanakan ibadah dan ketaqwaannya dalam menegakkan kalimat Allah serta kedigjayaannya membuat terkenal sampai kepelosok negri,ketekunan beliau dalam menuntut ilmu membawanya melanglang buana dari daerah asalnya dipalembang sumatera kedaerah kalimantan,dalam salah satu riwayat nama Datu sanggul adalah Syekh Muhammad Abdush Shamad atau dlm riwayat lainnya mengatakan nama beliau adalah Ahmad Sirajul Huda,beliau hidup sekitar abad ke 18 m bertepatan dengan jaman nya Syekh Muhammad Arsyad Albanjari atau lebih dulu sedikit.

Penyebab beliau berguru kepada Datu Suban gurunya para datu muning yang ada di borneo karena adanya "tanda atau isyarat" yang diperoleh beliau ketika tidur,dikisahkan ketika beliau tidur beliau bermimpi bertemu dengan orang tua yang menjabat tangannya seraya berkata " kalau kamu ingin memperoleh ilmu sejati maka hendaklah kamu mencari dan mempelajarinya kepada Datu Suban yang tinggal dipulau kalimantan dikampung muning pantai jati munggu tayuh tiwadak gumpa didaerah tatakan (daerah rantau kabupaten tapin kalsel)"  setelah mendengar kata kata orang tersebut beliau tersentak dari tidurnya seraya berkata kepada ibundanya yang saat itu berada didekatnya "ibunda dimana orang tua tadi" "sedari tadi tidak ada orang selain ibu dan ananda" jawab ibundanya, kemudian beliau menceritakan mimpinya kepada ibundanya,karena kecintaan beliau kepada ilmu beliau lalu meminta ijin kepada. ibundanya untuk merantau kembali mencari ilmu seperti yang dikatakan orang tua didalam mimpinya tersebut,akhirnya walaupun dengan berat hati ibundanya memberikan ijin dan mendoakannya agar semua yang dicita citakan beliau tercapai.

Singkat cerita akhirnya berangkatlah Syekh Abdush Shamad muda menuju pulau kalimantan dengan menumpang kapal perahu layar,ternyata setelah sampai dikampung muning tatakan rantau,beliau sudah disambut oleh Datu Taming Karsa yang disuruh oleh gurunya yaitu Datu Suban yang mengatakan bahwa hari itu akan datang seorang pemuda dari sumatera yang nantinya akan menjadi muridnya,mereka kemudian berjalan menuju rumah Datu Suban guru sekalian Datu Muning,dan ternyata beliau sudah ditunggu oleh Datu Suban beserta murid murid beliau,beliau kemudian langsung mengangkat Datu Suban sebagai guru sekaligus orang tuanya dan juga mengangkat murid murid Datu Suban yang lainnya sebagai saudara-saudaranya,maksud baik Syekh Abdush Shamad muda diterima Datu Suban dengan senang hati,dan mulai saat itu belajarlah beliau kepada Datu Suban,dan diceritakan karena kecerdasan dan ketekunannya dalam belajar dan ketaatannya kepada gurunya dengan persetujuan murid murid Datu Suban terdahulu akhirnya Datu Suban berkenan memberikan Al-Qur'an segi delapan dan sebuah kitab yang dikenal sekarang dengan Kitab Barencong (baca kisah Datu Sanggul dan Syekh Muhammad Arsyad)

Adapun penamaan Datu Sanggul salah satu riwayat menceritakan karena ketekunan datu sanggul dalam mentaati perintah gurunya dalam Khalwat khusus yang sama artinya dengan "menyanggul" atau menunggu  (turunnya ) ilmu dari Allah SWt ,ada juga yang mengatakan beliau sering menyanggul atau menghadang pasukan tentara belanda diperbatasan kampung muning dan tentara belanda sering kucar kacir dibuatnya,adapun versi lain karena kegemaran beliau menyanggul (menunggu) binatang buruan,ada juga yang mengatakan rambut beliau yang panjang dan selalu disanggul (digelung)..wallahu a'alam...dan mulai saat itu nama beliau dipanggil Datu Sanggul.

Berkat mengamalkan ilmu yang beliau peroleh baik dari guru beliau ataupun dari Kitab Barencong tadi banyaklah beliau mendapatkan kelebihan kelebihan dari Allah SWT,diantaranya beliau kalau sholat jum'ad selalu di Mesjid Al-Haram,dan karna itulah beliau bertemu dengan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari yang pada saat itu sedang menuntut ilmu di Mekah dan Syekh Muhammad Arsyad mengangkat saudara dengan beliau,selain itu beliau juga bertemu dengan Datu Daha yang juga mengangkatnya menjadi orang tua sekaligus guru (insyaallah nanti diriwayat Datu Daha kita kisahkan)

Pada waktu itu dikerajaan Banjar masyarakatnya yang sangat menjunjung tinggi nilai agama diwajibkan bagi masyarakat laki laki yang sudah aqil balik atau sudah dewasa pada hari jum'ad diwajibkan untuk melaksanakan sholat jum'ad dimesjid mesjid dikampung masing masing,dan kalau tidak melaksanakan kewajiban tersebut akan didenda, dikarenakan setiap jum'ad beliau selau sholat dimesjid Al-Haram maka setiap minggu beliau harus membayar denda kepada kerajaan sampai habis harta beliau dan yang tertinggal cuma kuantan dan landai (alat untuk memasak nasi dan sayuran)  akhirnya setelah didesak oleh istri beliau karena tidak ada lagi barang yang bisa dipakai untuk membayar denda, beliau akhirnya berjanji untuk melaksanakan sholat jum'at dimesjid kampungnya,pada saat itu sungai dikampung beliau airnya sedang meluap dan hampir terjadi banjir dikarenakan pada malam harinya hujan sangat lebatnya,disaat para jamaah sedang ber wudhu dipinggir kali,tiba tiba datang Datu Sanggul dan langsung terjun kesungai yang sedang meluap tersebut lengkap dengan pakaiannya,orang orang berteriak dan menjadi gempar , ditengah kegemparan masyarakat tiba tiba muncul Datu Sanggul dari tengah sungai dan berjalan diatas air dengan tenangnya,yang lebih mengherankan pakaian beliau tidak basah sama sekali cuma anggota wudhu beliau saja yang basah, setelah keluar dari sungai beliau langsung menuju mesjid dengan tatap mata keheranan dari masyarakat,masyarakat makin terkejut pada saat imam mesjid mengumandangkan takbir dan diikuti jamaah jum'ad lainnya beliau hanya berpantun

   "Riau riau padang sibundan
    disana padang sitamu tamu
    rindu dendam tengadah bulan
   dihadapan Allah kita bertemu ...ALLAHU AKBAR....

setelah berkata demikian perlahan lahan kaki beliau terangkat dari lantai mesjid dan tubuh beliau berada diawang awang,setelah imam mengucapkan salam perlahan lahan kaki beliau kembali menjejakkan lantai mesjid,kemudian beliau berkata kepada jamaah jum'ad "saya tadi baru saja shalat diMasjidil Haram Mekkah dan kebetulan tadi ada yang mengadakan selamatan dan saya meminta kepada yang selamatan sedikit barakat(makanan yang dibagikan saat undangan pulang dan mari kita bersama sama mencicipinya, jangan ada yang tidak ikut mencicipinya walaupun sedikit "diceritakan bahwa nasi tersebut masih panas menandakan bahwa perjalanan beliau cuma sekejab saja, sejak kejadian tsb barulah masyarakat tahu bahwa beliau adalah termasuk golongan Wali Allah, sehingga pembayaran denda baik yang berupa uang maupun benda dikembalikan kepada beliau.

Diceritakan sebelum Datu Kalampayan atau Syekh Muhammad Arsyad sampai kekampung muning untuk mengambil sambungan kitab barencong dari Datu Sanggul, Datu Sanggul meminta para muridnya untuk bertahan sejenak karena ada yang mau disampaikan,beliau meminta para muridnya dan masyarakat untuk bergotong ruyung mempersiapkan menyambut kedatangan tamu dari jauh (Datu Kalampayan),kemudian masyarakat bergotong ruyung mempersiapkan segalanya
hari itu hari jum'ad beliau berkata kepada istrinya
"duhai adinda tercinta kakanda akan tidur,tolong kakanda jangan diganggu dan jangan pula membuka kelambu”.

baik kanda tapi kakanda apabila ada yang ingin bertemu dengan kakanda dengan keperluan yang sangat penting apakah dinda boleh membangunkan kakanda "kata istrinya bertanya
"kalau ada keperluan sangat penting silahkan saja "jawab beliau
setelah sekian lama beliau masuk kedalam kelambu dan tidak keluar keluar padahal hari itu hari jum'ad, istri beliau memanggil manggil sampai tiga kali,karena waktu sholat jum'ad makin dekat, beliau menjadi bimbang disisi satu suami beliau sudah berwasiat supaya jangan diganggu,disisi lainnya sholat jum'ad adalah kewajiban,akhirnya istrinya memberanikan diri membuka kelambu, namun apa yang terjadi suami yang dicintainya tidak ditemukan didalam kelambu, namun yang terlihat adalah setetes air yang sangat bening dan putih berkilauan diatas kain putih,setelah melihat kejadian tersebut dengan rasa heran bercampur kagum,kelambu itu ditutup kembali oleh istrinya,tak lama setelah itu datanglah Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari , setelah memperkenalkan diri Syekh Muhammad Arsyad lalu mengatakan ingin bertemu dengan Datu Sanggul, dan ternyata setelah kelambu tsb dibuka kembali oleh istri beliau Datu Sanggul sudah kembali kewujud semula tapi dalam keadaan sudah meninggal dunia... Innalillahi wa inna ilaihi raaji'uun....Syekh Muhammad Arsyad menyerahkan kain putih 5 lembar yang dipesan oleh Datu Sanggul waktu mereka terakhir bertemu dulu, dan ternyata kain putih tsb akan dipakai untuk kain kapan beliau.

Kemudian diberitahukan kepada murid murid beliau dan masyarakat,maka berdatanganlah orang orang untuk menolong dan melaksanakan fardu kifayah hingga selesai dan beliau dimakamkan di kampung muning benua nyiur tatakan Rantau,setelah selesai pemakaman Datu Sanggul kemudian Syekh Muhammad Arsyad menceritakan pertemuan beliau dengan istri Datu Sanggul dan menyampaikan pesan pesan beliau termasuk pesan untuk mengambil sambungan Kitab Barencong,istri Datu Sanggul memakluminya karena sebelum beliau meninggal sudah memberikan wasiat kepada istrinya untuk menyerahkan kitab tsb tapi terlebih dahulu beliau menyampaikan hal tersebut kepada murid murid Datu Sanggul, setelah itu baru kitab tsb di serahkan kepada Syekh Muhammad Arsyad atau Datu Kalampayan.

salah satu yang diyakini masyarakat adalah buah karya dari Datu Sanggul adalah syair pantun saraba ampat yang dan dalam bahasa banjar sangat terkenal karena berisi tentang  pelajaran tasawuf adapun bunyi syair tersebut adalah

                     SYAIR SARABA AMPAT
Allah jadikan saraba ampat
syariat tharikat hakikat ma'rifat
menjadi satu didalam khalwat
rasa nyamannya tiada tersurat

Huruf ALLAH ampat banyaknya
Alif i'tibar dari pada Zat-NYA
Lam awal dan akhir Sifat dan Asma-NYA
Ha isyarat dari Af'alnya

Jibril Mikail Malaikat mulia
Isyarat  sifat Jalal  dan Jamal
Izrail Israfil rupa pasangannya
I'tibar sifat Qahar dan Kamal

Jabar ail asal katanya
Bahasa Suryani asal mulanya
Kebesaran ALLAh itu artinya
Jalalullah bahasa Arabnya

Nur Muhammad bermula nyata
Asal jadi alam semesta
seumpama api dengan panasnya
itulah Muhammad dengan Tuhannya

Api dan banyu tanah dan hawa
itulah dia alam dunia
menjadi awak barupa rupa
tulang sungsum daging dan darah

Manusia lahir ke Alam Insan
di Alam Ajsam ampat bakawan
Si Tubaniyah dan Tambuniyah
Uriyah lawan si Camariyah

Rasa dan akal daya dan nafsu
didalam raga nyata basatu
AKU meliputi segala liku
Matan hujung rambut sampai kahujung kuku

Tubuh dan hati nyawa rahasia
Satu yang zahir amat nyatanya
Tiga yang batin pasti adanya
Alam shagir itu sabutnya

Mani Manikam M adi dan Madzi
Titis manitis jadi menjadi
Si anak adam balaksa kati
Hanya yang tahu ALLAHU RABBI

Kaampat ampatnya kada tapisah
datang dan bulik kepada ALLAH
Asalnya awak daripada tanah
Asalpun tanah sudah disarah

Dadalang Simpur barmain wayang
Wayang asalnya sikulit kijang
Agung dan sarun babun dikancang
kaler bapasang diatas gadang

Wayang artinya sibayang bayang
Antara kadap silawan tarang
semua majaz harus dipandang
Simpur balalakun hanya saorang

Samar Bagung si Nalagaring
Sijambulita suaranya nyaring
Ampat isyarat amatlah penting
Siapa nang handak mancari haning

mudah mudahan riwayat Datu Sanggul ini bermanfaat bagi saudara saudaraku semua,kalau ada kekurangan al faqir mohon maaf sebesar besarnya akhirul kalam assalamualaikum warahmatullahiwabarakatuh.


Sumber; - Manakib Datu Sanggul,
               - Kisah Datu Datu. Terkenal Kalimantan Selatan,
               - Putra Albanjari
               - Halaman Facebook Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan